Meningkatkan Produktifitas Melalui Dialog dan Feedback

Membiasakan diri berdialog merupakan tanda bahwa kita masih menghargai nilai-nilai positif dari setiap orang. Kesan cuek dan acuh dalam sebuah hubungan, lambat laun akan hilang seiring dengan semakin seringnya intensitas pola relasi dan kesadaran mulai terbangun. Namun kenyataan ini tidaklah mudah. Masih ada kesan cuek serta tak mau tahu dengan apa yang sedang terjadi. Kadang hal ini yang membuat diri kita merasa asing dan tidak lebih dari sebuah kegersangan di tengah dinamika kerja. Padahal sebuah peradaban terbangun dan berkembang disebabkan oleh keberanian manusia dalam membuka diri melihat perbedaan.

Di dunia kerja, tak jarang berlangsung interaksi yang mengharuskan setiap karyawan terlibat dalam sebuah perbedaan ide dan gagasan. Hal ini umum dijumpai dalam setiap dinamika kerja yang sedang menyepakati sebuah tujuan (goals). Ada saja perbedaan-perbedaan dalam tataran dialog antar divisi atau individu. Tak jarang pula berujung pada sentimen-sentimen pribadi karena ketidaksepakatan akan sebuah ide. Sebagai individu yang dewasa tentunya bisa belajar dan menghindari munculnya masalah-masalah yang bersifat pribadi. Apalagi konteksnya lebih karena faktor pekerjaan. Seharusnya dalam situasi ini, karyawan tetaplah fokus dengan tujuan tadi.

Belajar mengedepankan dialog
Pengertian dialog saya pahami sebagai cara setiap orang dalam mengutarakan ide dan juga siap untuk menerima ide orang lain. Dialog sejatinya menghasilkan banyak kekayaan pandangan serta menunjukkan adanya kemampuan mengelola maupun mengurangi konflik. Maka, kita bisa ambil contoh segala urusan atau permasalahan bisa selesai dengan jalan dialog. Kuncinya adalah tujuan. Artinya apa yang hendak dibangun, diraih serta diwujudkan. Semua mungkin bisa melalui jalan yang berbeda, walaupun dengan tujuan yang hampir sama. Kunci utama berdialog adalah sebagai berikut:

(Baca juga : Efektivitas Komunikasi untuk Pengembangan SDM)

  • Siap dengan perbedaan

  • Siap dengan cara pandang pola pikir baru

  • Besar hati untuk menerima perbedaan

  • Siap untuk membuka diri demi tercapainya tujuan bersama

  • Mau mendengarkan, bukan hanya dengan telinga namun hati

  • Utamakan kejernihan dalam perilaku dan berpikir

  • Jauh dari kesan intimidasi dan agresivitas, namun tetap serius

  • Pentingnya substansi, isi dari dialog yang sedang berjalan

Dengan dialog, dapat diperoleh beberapa tujuan penting. Bukan saja konflik dapat diminimalisir dan selesai, namun juga mendapatkan pembelajaran penting dalam konteks individu, yaitu:

  • Dialog membuat orang semakin tahu arti pentingnya komunikasi

  • Dialog membuat orang semakin peka dan cerdas dalam menganalisa permasalahan

  • Dialog melatih diri untuk sabar, berkomunikasi, menghargai, rasa ingin tahu

  • Kita menjadi semakin berbudaya dan beradab

  • Menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan terhadap diri sendiri

  • Dialog melatih untuk berkata jujur.

Sedangkan dalam konteks universal dialog bertujuan untuk:

  • Menyatukan ide, gagasan dan menindaklanjutinya sebagai langkah dalam aksi

  • Membangun paradigm bersama mengenai perbedaan-perbedaan yang menjadi gap

  • Merekontruksi suasana berpikir baru, melihat perbedaan dengan kacamata baru

  • Membangun kerangka berpikir bersama untuk menghasilkan satu kesepakatan

  • Menemukan solusi bersama melalui feedback

Dalam konteks perusahaan, dialog maupun feedback hendaknya menjadi sebuah budaya yang dirasakan oleh seluruh karyawan. Membiasakan karyawan untuk membangun budaya dialog akan berpengaruh pada peningkatan produktifitas kerja. Karena dengan dialog akan memancing setiap karyawan untuk kritis dan evaluasi terhadap permasalahan yang sedang terjadi di perusahaan. Bagi saya langkah ini adalah bentuk loyalitas karyawan sebagai bentuk kontribusinya di perusahaan. Bukan sebuah ancaman bagi perusahaan.

(Baca juga : Feedback Baik dari Lawan Bicara)

Tantangan ke depannya, dialog bukan saja dijadikan sebagai ajang mengeluarkan uneg-uneg saja, melainkan menjadi ajang saling memperkuat pondasi supaya lebih harmonis. Dan lebih-lebih untuk memperkuat kerjasama tim antar divisi. Selain itu, di era yang semakin membuat orang melek teknologi, segala informasi akan dengan mudah dan cepat memengaruhi cara pandang setiap orang. Yang mana semua orang akan dijejali dengan begitu banyak ilmu, pengetahuan, hal-hal baru, untuk membuat orang semakin mampu berkompetisi. Disinilah awal dimana benturan-benturan pemahaman semakin menjadi jadi, orang merasa benar akan idealismenya, tapi disisi lain ada orang yang merasa yakin dengan pandangannya. Untuk itulah jalan dialog dan feedback menjadi sarana menyatukan segala pemahaman maupun sebuah idealisme agar menghasilkan sebuah ide segar yang relevan di masa yang akan datang.


MDI News No. 239/XXIII/Juli 2017

Untuk informasi dan jadwal training lebih lanjut silahkan hubungi kami di nomor 021-66690778 atau kirimkan email ke info@mditack.co.id