Feedback For Results
Feedback konstruktif adalah salah satu hadiah terindah yang dapat diberikan bagi anak buahnya. Jika diberikan secara efektif, feedback dapat memotivasi perilaku positif dan mengoreksi perilaku negatif. Saat anak buah melakukan suatu perilaku positif dan tidak mendapatkan feedback, mereka dapat menyalahartikan bahwa perilaku tersebut adalah salah. Dengan demikian, mereka mungkin tidak akan mengulanginya. Sebaliknya, saat anak buah melakukan perilaku negatif dan tidak mendapatkan feedback, mereka dapat menyalahartikan bahwa perilaku tersebut tidak salah sehingga cenderung akan mengulangnya kembali. Namun sayangnya banyak pemimpin enggan memberikan feedback, terutama feedback negatif.
Jika feedback diimplementasikan secara tepat, feedback dapat menjadi alat pengelolaan anak buah yang kuat. Seberapa sering Anda memberikan feedback pada anak buah? Mungkin anak buah Anda haus akan feedback dari Anda? Berikut adalah beberapa tips terkait memberikan feedback secara efektif untuk mengembangkan anak buah. Semoga berguna.
Feedback perlu dilandasi dengan rasa kepedulian pada pengembangan diri anak buah, bukan semata pelampiasan emosi sang atasan. Pemimpin perlu menyadari bahwa feedback diberikan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan kualitas diri anak buah, bukan untuk mempermalukan mereka.
Sebelum Anda memberikan feedback, Anda dapat membukanya dengan pertanyaan yang netral. Hal ini dapat berupa pertanyaan sederhana seperti “bolehkah saya mengecek sesuatu hal dengan Anda?” atau “Bolehkah saya berbagi beberapa observasi saya terkait diri Anda?”. Dengan you meminta ijin secara netral, orang yang akan kita berikan feedback akan cenderung bersikap lebih terbuka dan tidak defensif.
Sewaktu memberikan feedback negatif, hindari penggunaan kata dan kalimat bersifat menghakimi seperti “Anda seharusnya tidak…” atau “Hasil pekerjaanmu berantakan…”. Gaya bahasa negatif akan cenderung menempatkan seseorang dalam posisi defensif dan tertutup sehingga mereka akan menutup diri terhadap inti dari feedback yang Anda berikan. Gunakanlah kata dan kalimat yang memotivasi misalnya “bagaimana kalau kita mencoba…”atau “Pernahkan Anda mempertimbangkan untuk…? Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan berbagi cerita pengalaman pribadi terkait masalah yang serupa.
Feedback yang ambigu dan kurang jelas tidak akan bermanfaat banyak bagi orang yang menerima feedback. Memberitahukan seseorang bahwa kinerja dia tidak baik atau laporan yang dibuatnya berantakan bukanlahh merupakan feedback yang konstruktif dan efektif. Kita perlu mendeskripsikan situasi dan menjelaskan contoh dari perilaku yang Anda amati serta menjelaskan dampaknya pada Anda maupun orang lain. Kemudian, berikanlah rekomendasi secara jelas bagaimana dia dapat melakukan hal secara berbeda.
Feedback paling baik jika diberikan segera setelah kejadian terkait. Jangan tunggu sebulan setelah kejadian atau dikumpulkkan pada saat performance appraisal di tengah dan akhir tahun. Terutama jika kejadiannya berdampak cukup besar, baik secara positif ataupun negatif, segeralah ambil tindakan dan memberikan feedback. Terutama untuk feedback negatif, pastikan bahwa Anda telah meluangkan cukup waktu untuk menetralkan emosi negatif dan merencanakan pendekatan sehingga feedback Anda kuat dan berorientasi pada tindakan konstruktif.
Tentukanlah tempat dan waktu yang tepat untuk berdiskusi dengan orang tersebut. Pertimbangkanlah karakteristik orang yang bersangkutan dan seberapa serius masalahnya. Bisa jadi tempat terbaik adalah situasi nonformal seperti makan siang bersama atau situasi formal seperti ruang rapat. Namun, dimanapun dan kapanpun Anda memberikan feedback negatif, pastikan situasi privat tanpa didengar orang lain. Sebaliknya dengan feedback positif, semakin banyak orang lain yang mendengarnya, semakin besar efeknya pada diri orang yang bersangkutan maupun orang lain yang ikut mendengarnya.
MDI News No. 225/XXII/Mei 2016
Untuk informasi dan jadwal training lebih lanjut silahkan hubungi kami di nomor 021-668 1571 atau 021-668 1572 atau kirimkan email ke training@mditack.co.id