Berikut ini penjelasan mengenai perilaku asertif untuk meningkatkan kualitas hubungan antar manusia.

Kesalahpahaman terhadap Perilaku Asertif

Banyak orang sering salah berasumsi dan menyamakan perilaku asertif dengan perilaku agresif. Bahkan, ketika kita mencari gambar terkait asertif di internet, banyak gambar yang sebenarnya mencerminkan perilaku agresif, bukannya asertif. Kesalahan asumsi ini menyebabkan orang enggan menerapkan perilaku asertif dan enggan untuk mengeluarkan pendapat atau pemikiran pribadinya agar tidak dianggap lancang. Baca: Jadilah Pribadi Asertif

Sebenarnya, mengemukakan pendapat dan pemikiran pribadi adalah hak semua orang. Namun, menjadi kewajiban kita untuk mengemukakannya secara pantas dan profesional.

Memahami Perilaku

Pemahaman yang benar terhadap berbagai macam perilaku akan membantu kita menyadari perilaku mana yang sedang kita atau orang lain terapkan dalam situasi tertentu.

Perilaku Submisif

Perilaku submisif adalah situasi ketika seseorang mengorbankan kepentingannya demi kepentingan orang lain.
Perilaku ini mampu menyelesaikan konflik dengan relatif cepat dengan menghindari konflik itu sendiri. Kita menjadi terhindar dari berbagai emosi akibat situasi konfrontasi. Namun, perilaku ini dapat membuat orang tersebut merasa bersalah karena telah mengecewakan dirinya sendiri maupun orang lain.

Ciri-ciri seseorang yang berperilaku submisif mencakup:

• Berkomunikasi secara berbelit-belit dan gugup

• Menggunakan kata-kata yang memudahkan orang lain mengabaikan kebutuhan dan keinginan dia. Contoh: “tidak terlalu penting” atau “tidak apa-apa”

• Cenderung merendahkan atau menyalahkan diri sendiri. Contoh: “saya tidak bisa” atau “saya telah berusaha tapi…”