Strategi Pelatihan Karyawan Perusahaan

Perusahaan menginginkan agar asset yang merek miliki produktif, inovatif, dan menambah keunggulan bersaing. Agar tujuan tersebut tercapai, maka perusahaan perlu untuk mengembangkan para karyawannya. Berbicara mengenai pengembangan karyawan, maka model 70-20-10 adalah model yang cukup umum yang digunakan dalam pengembangan karyawan.

70% Praktek

Karyawan juga belajar mengambil keputusan, dan belajar dari kesalahan yang mereka buat. Dari sisi perusahaan – terkadang budaya perusahaan sangat memengaruhi penerapan dari hands on experience ini. Budaya yang takut salah, menganggap kesalahan sebagai kesialan, dan budaya ‘main aman’ dinilai cukup menghambat dari proses pengembangan SDM ini.

Didalam model ini dijelaskan bahwa dampak yang paling besar terhadap progress pengembangan SDM (70%) adalah kesempatan bagi karyawan untuk mencoba, bereksperimen dalam hal-hal baru, dan mencoba menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

Memang bukan berarti juga kalau karyawan bebas untuk berbuat kesalahan. Namun, perusahaan harus membedakan mana kesalahan sebagai akibat dari kelalaian, dan mana kesalahan sebagai akibat dari pembelajaran. Karena proses pembelajaran biasanya akan menimbulkan kesalahan. Dan karyawan belajar banyak dari kesalahan yang mereka buat.

20% Coaching

Dalam hal ini, budaya perusahaan lagi-lagi berperan penting. Karyawan tidak bisa belajar dari orang lain apabila tidak ada orang yang bersedia ‘mengajarkan’, atau berbagi pengetahuannya. Oleh sebab itu, budaya keterbukaan, saling berbagi pengetahuan – akan sangat memengaruhi proses learn from others ini.

Banyak aktivitas yang memungkinkan karyawan belajar dari pengalaman orang lain. Program mentoring misalnya, memungkinkan karyawan untuk belajar dari mentor nya. Aktivitas coaching juga membuat karyawan belajar dari pengalaman ‘coach’ nya.

10% Training

Pelatihan atau training adalah fundamentalnya. Idealnya, perusahaan memberikan pelatihan (10%) kemudian menyediakan mentor / coach bagi peserta pelatihan (20%) dan mendorong alumni peserta pelatihan untuk menerapkan / mencoba mempraktekkan ilmu yang telah mereka pelajari (70%).

Inilah yang sering disebut dengan program training, program pelatihan, program diklat, dan lain sebagainya. Memang program-program ini menjadi fundamental dalam strategi pengembangan karyawan. Namun, perusahaan harus menyadari bahwa dengan hanya memberikan pelatihan karyawan bukan berarti sudah cukup dalam memberikan pengembangan kepada karyawan.

Jadi, program pengembangan SDM adalah sebuah hal yang berkelanjutan. Semakin banyak jumlah karyawan yang dimiliki perusahaan, bearti akan semakin intens tugas dalam memonitor proses pengembangan SDM ini. Oleh sebab itu, tugas-tugas merencanakan program pengembangan,  memonitor proses pengembangan, dan mengevaluasi proses pengembangan biasanya diberikan kepada departemen pembelajaran (learning & development). Tugas departemen ini adalah untuk memastikan proses 70-20-10 tersebut bisa dijalankan secara optimal.

 

Oleh:

Billy Johanes – Fasilitator MDI Tack

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *