3 Tantangan Yang Akan Dihadapi Manager Pemula
Bagaimana rasanya, apakah cukup menantang menduduki posisi manajer baru?
Harus diakui bahwa memang tidak mudah menyandang status manager baru. Sebab ada transisi dari seorang staf yang bekerja secara individu, lalu menjadi seorang manajer yang kudu melakukan pekerjaan dan memimpin orang lain. Apalagi kalau Anda memimpin adalah orang-orang seperjuangan, atau teman nongkrong Anda. Belum lagi kalau ada bawahan yang secara usianya jauh di atas Anda. Mungkin di balik layar, akan celetukan yang tidak asing.
“Yaelah…. tau apa sih lo? Anak baru kemarin sore aja belagu”
Jika tidak segera Anda atasi, maka percayalan proses pekerjaan Anda akan banyak yang tersendat. Mulai dari komunikasi yang tidak jelas, konflik internal, dsb.
Dalam sebuah survey , saya menemukan bahwa:
- 20% manajer pemula melakukan pekerjaan yang buruk, menurut bawahan mereka.
- 26% manajer pemula merasa mereka belum siap untuk memimpin orang lain sejak awal.
- Hampir 60% mengatakan bahwa mereka tidak pernah menerima pelatihan apa pun saat beralih ke peran kepemimpinan pertama mereka.
Di sini Anda bisa mengetatahui bahwa banyak manajer baru yang kurang efektif dalam menjalankan kepemimpinannya. Bahkan tidak jarang manager baru malah justru “terjebak” di 2 tempat (1 kaki berada sebagai bawahan, 1 kaki sebagai atasan).
Lalu, apa saja kesulitan yang dihadapi oleh pada manager baru ini?
Memimpin mantan rekan kerja
Manajer baru sering kesulitan untuk beralih dari teman atau kolega menjadi atasan. Ia merasa sungkan untuk melakukan peneguran apabila ada rekan yang bersalah, terlambat, sering mencuri waktu kerja, dsb. Akhirnya membuat para manajer baru ini kesulitan untuk mempengaruhi bawahan, mengelola, dan mengoordinasikan pekerjaan.
Menyeimbangkan beban kerja baru
Manajer baru akan mulai merasakan tekanan yang “unik”. Baik dari atasan, dari samping, bahkan dari bawahan. Dilain sisi, dia harus segera tuntaskan pekerjaannya, namun ia juga harus bisa mengelola anak buahnya. Mulai dari Coaching, Counselling, Training, dsb.
Untuk itu, manajer baru harus belajar menjadi pemimpin sambil tetap menjadi karyawan yang produktif. Di sisi ini, keterampilan-keterampilan lain juga mulai diasah, seperti manajemen waktu, manajemen stres, manajemen hubungan, dan keahlian khusus industri.
Bingung bagaimana cara mendorong pencapaian tim
Sebagai manajer, Anda juga harus memahami bahwa yang Anda pimpin adalah manusia. Ada saatnya mereka memiliki motivasi tinggi, ada saatnya juga mereka mengalami demotivasi yang penyebabnya bisa dari berbagai macam: mulai dari masalah pekerjaan, masalah remunerasi, masalah rumah tangga, dsb.
Disinilah yang uniknya. Sebagai Manajer baru, Anda harus bisa membuktikan bahwa masalah yang dialami oleh mereka, tidak mempengaruhi performance kinerja. Pun jika terjadi, Anda sudah tau bagaimana caranya untuk mengatasi hal tersebut.
Selain itu, tantangan lain juga masih menunggu bagi manajer baru. Oleh sebab itu, jika Anda ingin tantangan ini bisa lebih mudah untuk Anda taklukkan, maka upayakankanlah untuk mengupgrade diri dengan mengikuti pelatihan kepemimpinan, sehingga Anda bisa melakukan lebih produktif, dan juga mampu melakukan pengembangan SDM.
Oleh:
Arif Hidayat – Fasilitator MDI Tack International
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!