Kamu Merasa Kurang Berpengaruh Di Lingkungan Sekitar Kamu? Coba 5 Cara Mempengaruhi Dengan Simpati!
Mempengaruhi seseorang adalah seni yang harus diciptakan dengan menggunakan rasa. Banyak orang yang gagal mempengaruhi karena yang disampaikannya tidak dianggap sesuai dengan yang dibutuhkan oleh orang yang hendak dipengaruhi. Perbedaan pendapat dan pemikiran setiap orang sangat wajar ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang kita akan menghadapi secara langsung lawan bicara yang cukup menguras energi karena tidak peduli sepanjang apapun kita bicara dan informasi yang kita sampaikan tak diserap olehnya. Lalu, bagaimana agar apa yang kita sampaikan dapat dirasakan sebagai suatu kebutuhan dan diterima oleh si pendengar?
Satu hal yang sebenarnya bisa kita gunakan dalam hal mempengaruhi seseorang baik di dalam pekerjaan maupun pengambilan keputusan adalah menggunakan simpati. Saat seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi anak buahnya, sering anak buah akan melakukan penolakan atas apa yang hendak disampaikan kepadanya. Hal itu karena dia merasa tidak diuntungkan atau malah terancam dengan hal yang disampaikan kepadanya. Mempengaruhi dengan menggunakan simpati dapat membantu kita lebih memahami bagaimana menyampaikan pengaruh dengan mengerti apa yang dibutuhkan oleh si penerima pesan.
Simpati akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian dari kedua belah pihak. Menunjukkan rasa simpati bertujuan agar terjadi saling pengertian di antara kedua belah pihak. Ini berarti kita harus mengetahui dahulu kebutuhan atau harapan dari orang yang hendak kita pengaruhi. Misalnya, andaikan seorang Manager yang sedang berusaha untuk merekrut seorang insinyur untuk bekerja di perusahaannya. Dia tahu bahwa ada seseorang yang berkompeten namun, beberapa perusahaan lain telah menawarkan posisi yang menarik padanya. Dengan menerapkan prinsip “mengetahui apa yang orang inginkan”, pertama-tama Sang Manager akan mencari tahu posisi apa dan perusahaan seperti apa yang dia cari dan yang paling menarik baginya untuk dapat mempromosikan perusahaannya sesuai yang dicari kandidat. Jika sang kandidat menginginkan adanya peluang kemajuan atau kenaikan jabatan, Manager akan menunjukkan padanya berapa banyak kemajuan yang bisa dia tawarkan di perusahaannya. Jika si kandidat mencari keamanan, Sang Manager akan bicara keamanan. Jika dia mencari pendidikan dan pengalaman lebih tinggi, Sang Manager pun akan bicara soal itu. Poinnya adalah bahwa kita harus mengetahui apa yang dia inginkan dan kemudian menunjukkan bagaimana dia mendapatkan apa yang dia cari dengan melakukan apa yang kita inginkan.
Untuk dapat mengetahui kebutuhan tantunya kita harus dapat membuat orang lain berbicara terlebih dahulu kepada kita. Kita dapat membuka percakapan dengan pertanyaan untuk dapat menggali informasi mengenai apa yang diharapkan oleh lawan bicara kita. Namun, kita tidak boleh langsung menangkap informasi itu bulat-bulat melainkan tetap berusaha untuk menggali keinginan atau kebutuhan dasar lawan bicara dengan pertanyaan-pertanyaan yang semakin spesifik dan dalam tanpa dia sadari.
Selain dengan memperhatikan kebutuhan, kita juga dapat menunjukkan simpati dengan bahasa tubuh kita, antara lain dengan:
- Tidak mendominasi atau pun pasif saat menggerakkan tubuh.
- Coba berperan seperti cermin baginya.
- Menganggukan kepala untuk mendorong lawan bicara berkata iya.
- Bertindak ekspresif namun, jangan memberikan eksperi yang tidak perlu
- Apapun keputusan yang diambilnya, jangan menunjukkan ekspresi terkejut atau tidak terima.
Keberhasilan seseorang mempengaruhi orang lain dapat juga menunjukkan tingkat kecerdasan orang tersebut dan orang yang dipengaruhinya.
Baca juga : Leading Team When You’re Not The Boss