Prinsip Dasar Mengelola Keuangan Pribadi
Sayangnya, prinsip dasar mengelola keuangan pribadi belum menjadi mata pelajaran wajib di sekolah maupun universitas. Akibatnya, tidak sedikit orang mengalami tantangan dalam mengelola keuangan pribadinya, baik yang baru pertama kali menerima pendapatan maupun yang telah bertahun-tahun bekerja.
Berapa besarnya pun pendapatan yang kita terima, tidak akan pernah cukup jika kita tidak dapat mengelolanya secara baik. Ada orang dengan gaji berpuluh-puluh juta tetapi tetap terjerat hutang untuk menutupi hutang karenagaya hidup dan pola belanja konsumtif. Maka, jumlah gaji kita, bukanlah alasan kita tidak dapat mengelola keuangan pribadi kita secara efektif.
Berikut adalah beberapa prinsip dasar dalam mengelola keuangan pribadi. Semoga berguna.
Pemasaran yang ada di sekitar kita banyak menimbukan godaan untuk berbelanja, baik barang-barang yang kita butuhkan maupun yang jika kita jujur, tidak kita butuhkan. Promo diskon dari iklan televisi, radio, dan reminder dari application toko online di smartphone membuat kita perlu meningkatkan kendali diri jika kita berniat mengelola keuangan kita secara lebih cerdas.
Banyak orang tergoda untuk membuka kartu kredit baru karena penawaran promo dari bank maupun rekanan bank. Promo diskon restoran berkelas membuat kita lebih sering makan di luar rumah yang tentunya membutuhkan dana lebih. Mudahnya berbelanja secara kredit dengan berbagai tawaran cicilan, membuat pengeluaran menjadi tidak terasa saat ini tetapi bertumpuk saat tagihan kartu kredit jatuh tempo.
Penghematan yang dirasa akibat adanya diskon sebenarnya adalah semu jika kita sebenarnya tidak benarbenar membutuhkan barang terkait atau jika kita biasanya tidak akan membeli barang dengan harga demikian setelah diskon. Jika kita biasanya membeli tas dengan harga Rp 100.000,- namun karena ada promo sehingga kita membeli tas bermerek diskon 70% yang menjadi Rp 800.000,-, apakah kita benar-benar “untung”?
Kita perlu mengendalikan gaya hidup dan belanja kita sesuai kemampuan pendapatan. Mengapa memaksakan diri memiliki mobil padahal kebutuhan utama kita atau anak-anak kita belum dapat kita penuhi secara baik? Tidak sedikit orang yang terjerat hutang karena tidak hidup sesuai kemampuan dan mengejar gengsi semata. Hindari besar pasak daripada tiang!
Belanja dengan kartu kredit di luar kemampuan kita atau dengan menarik dana tunai dari kartu kredit sangatlah berbahaya berdasarkan prinsip manajemen keuangan. Bunga yang sangat tinggi dapat membelit kita. Banyak orang yang bahkan selama beberapa tahun hanya dapat membayarkan bunga tanpa mampu mencicil pokok pinjamannya. Hindari gali lubang untuk menutup lubang lainnya, bahkan hindari menggali lubang sejak awal jika memang diluar kemampuan kita.
Tentunya aspek yang utama perlu dipertimbangkan adalah apakah pembelian tersebut terkait hal-hal yang memang perlu dan harus kita lakukan atau semata “nice to have” tapi sebenarnya tidak benar-benar kita butuhkan dan dapat kita hemat.
Salah satu hal yang kurang disadari saat melakukan pembelian adalah bahwa terkadang satu pengeluaran merambat pada pengeluaran tambahan lain. Sebelummembeli sesuatu, kita perlu mempertimbangkan secara jangka panjang dan apakah kita siap dengan tambahan biaya lanjutannya. Contohnya membeli smartphone akan berdampak pada penambahan pengeluaran terkait pulsa dan mobile data setiap hari/minggu/bulan, pengeluaran terkait screen protector, casing, dan sebagainya. Membeli mobil akan berdampak pada peningkatan biaya bahan bakar bensin, biaya parkir, biaya pemeliharaan, biaya STNK, biaya tol, dan sebagainya dibandingkan saat kita mengendarai motor.
Apakah Anda tahu kemana saja perginya pendapatan Anda setiap bulannya? Apakah Anda memiliki catatan pendapatan dan pengeluaran bulanan? Apakah Anda membuat anggaran belanja bulanan sehingga dapat lebih membatasi diri sesuai kemampuan? Dengan memantau kemana saja perginya pendapatan kita, kita akan dapat lebih cerdas mengelola pemanfaatan pendapatan kita dan memilah pengeluaran mana yang dapat kita hemat di bulan depan.
Kita tidak pernah akan tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Sisihkan pendapatan untuk mempersiapkan dana cadangan setiap bulannya. Dana cadangan bukan berarti semata berupa uang tunai tetapi dapat kita investasikan pula.
Dana ini perlu kita bagi menjadi dua kategori, yakni dana jangka pendek dan dana jangka panjang. Dana jangka pendek berarti dana siap untuk kebutuhan mendadak dan mendesak, maka jika kita ingin menginvestasikan dana ini, kita perlu memilih media investasi yang mudah dan cepat dicairkan seperti uang tunai, tabungan, deposito, dansebagainya. Dana jangka panjang dapat kita investasikan dalam media yang lebih kompleks dan lebih sulit dicairkan seperti unitlink, reksadana, saham, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pembagian berapa dana jangka pendek dan berapa dana jangka panjang bergantung pada kebutuhan setiap orangnya misal usia terkait perkiraan kebutuhan medis dan sebagainya.
Kita memang harus menjaga kesehatan kita, tetapi tidak ada yang bisa memastikan bahwa kita ataupun anggota keluarga akan sehat selalu. Jika saat itu datang, biaya medis dapat memberatkan kita ataupun keluarga dengan semakin meningkatkatnya biaya pengobatan dan rumah sakit. Paling minimal kita memiliki BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan untuk diri sendiri dan keluarga. Jika memungkinkan, kita dapat menambahkan proteksi asuransi atau dana jaminan hari tua lainnya. Kita perlu juga mempertimbangkan perlindungan asuransi jiwa untuk menjamin perlindungan keuangan pasangan hidup maupun anak-anak kita.
Mari Mengelola Keuangan Pribadi !
Tidak perlu menjadi orang keuangan untuk mampu mengelola keuangan pribadi. Berpikir dan bertindaklah secara bijaksana dan jangka panjang. Mari kita lebih cerdas dalam mengelola keuangan kita dan tidak ada kata terlambat untuk memulainya.
MDI News No. 234/XXIII/Januari 2017
Untuk informasi dan jadwal training lebih lanjut silahkan hubungi kami di nomor 021-668 1571 atau 021-668 1572 atau kirimkan email ke training@mditack.co.id