Tips Mengembangkan Kebiasaan Positif
Kita, manusia, cenderung bertindak berdasarkan kebiasaan kita. Maka kita perlu mengelola kebiasaan-kebiasaan kita dengan mengurangi atau menghilangkan kebiasaan negatif dan meningkatkan atau menambah kebiasaan positif kita.
Mengelola kebiasaan sebenarnya mudah asal ada komitmen kuat dari internal diri sendiri. Masalahnya seringkali kita sudah “nyaman” melakukan sesuatu dengan cara sama setiap harinya. Kita cenderung akan bertahan pada kebiasaan rutin sehari-hari secara tidak sadar karena dengan demikian kita tidak perlu berpikir atau mengkhawatirkan hal yang tidak biasa. Maka, mengapa berubah?
Sayangnya, tidak semua kebiasaan kita adalah baik dan sehat bagi diri kita. Jika kita memiliki kebiasaan berbelanja secara spontan bukannya menganggarkan belanja dan menabung, lama-kelamaan hal tersebut akan berdampak negatif pada kesehatan keuangan kita.
Atau misalnya kita memiliki kebiasaan “ngemil” gorengan dan minuman soft drink bukannya sayuran atau jus buah, maka kesehatan jasmaniah kita mungkin akan terganggu. Atau misalnya untuk mengurangi stres dengan merokok, makan berlebihan, atau mengkonsumsi minuman beralkohol, maka kita tidak menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah baru.
Berita baiknya adalah kita dapat mengubah kebiasaan kita. Setelah melakukan sesuatu berkali-kali, lama-kelamaan hal tersebut akan terbentuk menjadi kebiasaan secara otomatis. Apapun yang kita lakukan secara konsisten dalam jangka waktu cukup panjang, akan menjadi kebiasaan tidak sadar.
Berikut adalah beberapa tips dalam mengembangkan kebiasaan positif yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan.
Jujurlah pada diri sendiri dan renungkan apa saja kebiasaan buruk kita. Dari berbagai kebiasaan negatif kita, analisislah mana yang menjadi prioritas untuk kita kelola terlebih dahulu. Mungkin kondisi keuangan pribadi sudah memasuki zona merah atau defisit sehingga kebiasaan-kebiasaan terkait keuanganlah yang menjadi fokus prioritas Anda.
Atau mungkin akhir-akhir ini kondisi badan kurang fit atau mudah sakit, sehingga kebiasaan yang terkait dengan kesehatanlah yang menjadi fokus prioritas Anda.
Kadang, kita sendiri tidak menyadari kebiasaan buruk kita. Misalnya ada orang yang secara tidak sadar akan menggigiti kukunya saat gugup atau ada orang yang secara tidak sadar akan bermain dengan pulpen saat melakukan presentasi. Maka, ada baiknya jika kita meminta masukan dari orang yang kita percaya akan secara terbuka dan jujur pada kita.
Berapa kali kita membuat resolusi untuk berolah raga lebih rutin atau makan secara lebih sehat namun semangat hanya di awal saja dan pada akhirnya tidak terlaksana?
Istilah “tarsok” atau “ntar besok” sering menjadi alasan utama. Menunda selalu menjadi tantangan terbesar dalam memulai sesuatu dan mengubah kebiasaan. Semakin lama kita menunda sesuatu, terutama dalam aspek terkait dengan kesehatan, kita dapat menjadi semakin tidak sehat.
Komitmen yang dibuat secara sadar dan sengaja sangat penting karena itulah yang akan memacu kita untuk bergerak mengambil tindakan nyata.
Salah satu alasan timbulnya kebiasaan buruk adalah karena tindakan tersebut memberikan rasa senang walaupun hanya sesaat untuk mengkompensasi kondisi jasmaniah atau rohaniah kita. Namun, seringkali setelahnya muncul rasa bersalah dan menyesal.
Semakin kita memahami apa yang memicu kebiasaan, kita akan dapat lebih efektif mencapai sukses dalam menghentikan kebiasaan negatif dan menciptakan kebiasaan positif.
Misalnya, mungkin kebiasaan buruk kita terpicu karena stres dan tekanan pekerjaan. Dengan pemahaman ini, kita akan dapat mencari cara lain yang lebih sehat untuk melepaskan frustrasi dan stres.
Hambatan terbesar kita adalah menurunnya motivasi dan komitmen. Mengelola hambatan penurunan komitmen dapat kita akali dengan menciptakan tekanan dari orang lain, seperti mengajak teman untuk berolah raga bersama secara rutin atau menjanjikan keluarga liburan ke suatu tempat jika Anda berhasil.
Umumkan komitmen Anda pada orang lain seperti pasangan, keluarga atau sahabat sehingga mereka akan dapat membantu mendorong Anda sampai ke tujuan. Dengan demikian, mereka juga akan lebih memahami jika Anda menolak ikut serta saat mereka mengadakan acara yang dapat mencetuskan kebiasaan buruk Anda seperti wisata kuliner atau wisata belanja.
Baca pula: Rahasia Membina Hubungan Baik
Kita perlu selalu memotivasi diri untuk dapat mengubah kebiasaan negatif dan menciptakan kebiasaan positif. Tetapkanlah sasaran baik sasaran akhir maupun sasaran antara. Janjikan suatu hadiah bagi diri sendiri jika Anda berhasil dan sukses mencapai sasaran-sasaran tersebut. Baca: A Complain Is A Gift
Hadiah disini tidak perlu sesuatu hal yang bombastis dan mahal, tapi bisa juga hadiah sederhana yang membangun seperti membeli buku baru, pergi nonton di bioskop dan sebagainya;
Materi kepribadian lainnya bisa Anda lihat di sini
MDI News No. 215/XXI/Juli 2015
Untuk informasi dan jadwal training lebih lanjut silahkan hubungi kami di nomor 021-66690778 atau kirimkan email ke info@mditack.co.id