Memiliki Sikap Asertif dalam Pengembangan SDM

Sikap asertif terhadap orang lain akan sangat membantu mengatasi tekanan yang ada. Bersikap terbuka secara obyektif di dalam mengemukakan apa yang kita rasakan akan menolong mencegah terjadinya konflik. Katakan perasaan yang sesungguhnya dengan baik, tanpa menyerang lawan bicara. Hal tersebut juga termasuk dalam pengembangan SDM. Apakah Anda seorang yang mempunyai kebiasaan berkomunikasi yang asertif? Sebelum lebih jauh simak dulu dua situasi dibawah ini:

  1. Kebanyakan kita berfikir bahwa kita harus menyenangkan hati atau tunduk kepada orang lain. Jika kita menentang mereka gelombang kekacauan akan datang.
  2. Jika seseorang mengatakan sesuatu yang tidak kita suka atau bertentangan dengan pendapat kita, maka kita sebaiknya diam saja. Lalu kita hindari dan putuskan komunikasi kita dengan dia.

 Jika jawaban Anda menyetujui dua hal di atas, maka Anda boleh dikategorikan masuk ke dalam kelompok orang yang kurang atau tidak asertif. Kebanyakan dari kita akan ‘takut’ untuk berbicara secara asertif, karena di dalam bayangan kita akan terdengar ‘menentang’ lawan bicara kita. Hal ini sering kita hindari apalagi pada saat berbicara dengan atasan kita, atau pasangan kita. Seringkali kita mengalah dan untuk menghindari konflik jadi yang kita lakukan adalah lebih baik mengalah untuk menang.

 

Seorang yang asertif adalah orang yang punya kemampuan mengekspresikan perasaannya dan menegaskan hak-haknya dengan sikap yang benar dan hormat kepada orang lain.

 

Begitu juga ketika sedang rapat. Jangan ragu untuk menyampaikan ide secara jelas. Dalam hal ini, sebaiknya Anda tidak terlalu terburu-buru. Dengarkan dulu pendapat-pendapat yang disampaikan rekan kerja Anda sehingga Anda bisa mengarahkan dan menyelaraskan pendapat Anda dengan rekan lainnya. Bila Anda terburu-buru dan tidak percaya diri, orang akan cenderung bicara terlalu singkat atau terlalu panjang tetapi tidak terlalu jelas.